Masakan Keluarga Dalam Sudut Pandang Sosiologi
Memasak merupakan tradisi keluarga dalam rangka mencukupi gizi. Dengan asupan gizi yang cukup, diharapkan tercipta keluarga yang sehat. Selain itu, memasak adalah ekspresi cinta terhadap keluarganya, karena hasil masakan yang dinikmati bersama keluarga, akan tercipta suasana yang enak, senang, dan bahagia.
Dalam tradisi masak, pada umumnya tiap-tiap keluarga memiliki kekhasan jenis masakan, jenis bahannya, jenis bumbunya, cara memasak, cara penyajian hidangan, dan dengan siapa masakan itu dinikmati. Melalui tradisi masakan keluarga tersebut, setiap anggota keluarga akan selalu merindukan masakan keluarga. Terlebih bagi anggota keluarga yang jarang berkumpul bersama keluarga besarnya (misal: karena telah menikah dan letak rumahnya jauh).
Ketika ada moment-moment khusus, misalnya moment hari raya, hal utama yang mereka nantikan adalah menikmati masakan khas keluarganya, sembari saling melepas rindu bercanda tawa. Pada saat itulah, masakan keluarga telah menjadi identitas keluarga, yaitu sebuah masakan khas keluarga yang dapat berfungsi mempererat tali kerukunan antar anggota keluarga.
Dalam keseharian, kerapkali tema masakan menjadi kalimat penghangat ketika saling saling sapa diujung telpon dan WA. "Besok aku pulang, ibuk masakin kesukaanku ya," adalah kalimat yang sering diucapkan seorang anak yang akan mengunjungi orangtuanya. "Mak masakin Bapak apa hari ini, aku kangen Mak" juga menjadi kalimat basa basi dalam mengungkapkan rindu seorang anak kepada masakan orang tuanya. " Kamu dimana kok belum pulang, ini sudah ibuk masakkan kesukaanmu," juga menjadi kalimat harapan agar sang anak lekas pulang. Ada juga yang kangen masakan ibunya sembari menangis ketika sehabis sholat, karena sang Ibu telah meninggal dunia 7 tahun silam.
Namun terkadang, tidak semua keluarga mendapatkan kesempatan yang demikian. Mereka cenderung memiliki tradisi makan di luar alias tidak masak sendiri. Tentu saja faktor penyebabnya relatif banyak. Mulai dari faktor pekerjaan, faktor keuangan, faktor kesibukaan, faktor kemudahan, faktor situasi, faktor tuntutan, hingga faktor gaya hidup. Padahal, tradisi masakan keluarga cukup banyak muatan edukasinya. Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari masakan keluarga diantarnya; pelajaran mengenal bumbu, pelajaran meracik jenis bumbu, pelajaran mengenal bahan masakan, pelajaran teknik masak, pelajaran kebersamaan, hingga pelajaran kerukunan. Dan yang tidak kalah serunya, masak bersama keluarga dan menikmati masakan bersama keluarga kerapkali menjadi moment yang bermakna, karena disela-sela itu terjadi obrolan hangat penuh cinta. Cerita tentang asal usul keluarga dan masa lalu juga menjadi penghias suasana makan bersama, yang dapat menjaga dan melestarikan jatidiri manusia.
Dan bagi keluarga yang memiliki jenis masakan yang khas serta memiliki citarasa yang nikmat, masakan keluarga dapat dimanfaatkan menjadi modal untuk membuka usaha kuliner yang cukup menjanjikan, sebagai kado spesial bagi mereka yang melestarikan masakan keluarga.
Tiap-tiap keluarga yang memiliki kekhasan masakan inilah, akan tercipta ragam masakan lokal. Dari aneka masakan lokal inilah akan tercipta makanan khas daerah. Dan ketika tiap-tiap daerah memiliki aneka masakan khas, maka pada saat itulah akan tercipta masakan Indonesia.
Untuk itu, mari bersama-sama untuk rajin berkegiatan masak bersama keluarga. Mari beranjak ke dapur keluarga dan mari nikmati masakan bersama keluarga.
Penulis: Suhadi (Guru Sosiologi SMA N 1 Pamotan)
Sumber gambar: https://stalfiah.blogspot.com/2021/01/masakan-tumis-jamur-tiram-khas-keluarga.html
0 Response to "Masakan Keluarga Dalam Sudut Pandang Sosiologi"
Posting Komentar