Mengenal Medsos Generasi Digital Native Untuk Strategi Pembelajaran
Pembelajaran Masyarakat Digital
Berangkat dari landasan cinta antar sesama guru sosiologi se Jawa Tengah, tulisan ini dialamatkan kepada para guru yang masih gamang dalam menggunakan media sosial dalam mengenalkan ilmu pengetahuan sosiologi dalam proses pembelajaran terbuka. Mulialah semuanya. Salam Merdeka Belajar.
Telah menjadi kebutuhan bahwa setiap guru sosiologi harus mengetahui, memahami, dan menggunakan kebermanfaatan media sosial dalam pembelajaran. Mengapa demikian?
Ya, alasannya adalah pada saat ini para siswa telah menggunakan media media sosial dalam berinteraksi dan juga dalam mengenal ilmu pengetahuan. Para siswa adalah kelompok digital native. Mereka adalah anggota masyarakat yang lahir selama atau setelah digital itu di kenalkan dengan lebih luas. Dan mereka mulai familier berintrakasi dengan digital sejak usia dini, sehingga mereka sudah mulai memahami dari sejak dini tentang hal-hal yang berhubungan dengan digital.
Dalam konteks pembelajaran, para guru tidak hanya menjangkau para siswa hanya diruang kelas fisik saja, tetapi para guru juga harus menjangkau hingga di ruang digital mereka. Dengan demikian, ruang untuk mensosialisasikan ilmu pengetahuan sosiologi dapat menembus ke relung yang paling dalam.
Bagi guru sosiologi yang lahir setelah tahun 1980-an, tentu saja tidak lagi menjadi kendala dalam menggunakan media sosial untuk mengenalkan ilmu pengetahuan sosiologi. Kelompok guru ini akan tampak gesit dalam memadukan pakem ruang pembelajaran dalam skala terbatas, dan menggunakan media sosial untuk ruang pembelajaran tanpa batas.
Tetapi bagi guru yang masuk dalam kelompok digital immigrant, tentu ada kegamangan dalam menggunakan media sosial untuk menjangkau pembelajaran. Para guru tersebut bukan karena malas belajar, tetapi karena mereka dilahirkan sebelum di-adopsi teknologi digital.
Untuk itu siapapun orangnya, dimanapun berada, dalam rangka membangun nalar pengetahuan sosial para peserta didik, sudah saatnya kita mengenal media sosial yang telah menjadi rumah dari generasi digital native.
Sebelum mengenal medsos generasi digital native untuk strategi pembelajaran, ada baiknya kita mengenal pula studi para pendahulu tentang penggunaan media yang telah dilansir oleh Supratman (2018) dan Sabda dkk (2015), serta penguatan literatur tentang pilihan media pembelajaran oleh Putra (2020) dan Lestari (2020).
Tahun 2018 Supratman dalam tulisannya yang berjudul Penggunaan Media Digital oleh Digital Native yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmu Komunikasi telah melansir bahwa media sosial yang digunakan anak muda (saat itu) diantaranya instagram, line, youtube, whatapp, facebook, snapchat, twitter, dan ask.fm. Penelitian dengan pendekatan kualitatif yang setting lokasi penelitiannya di kawasan kampus perkotaan ini, melibatkan 225 informan dengan rentang usia 19 s.d 20 tahun. Tiga tahun sebelum Supratman meluncurkan laporan penggunaan media sosial, Sabda dkk (2015) juga telah memaparkan dalam penelitiannya yang berjudul Digital Native dan Digital Immigrant. Dalam penelitian tersebut Sabda dkk telah memberi memberi kode lampu kuning terhadap para guru yang masih gagap dalam menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran, dan pada saat yang sama para siswa telah melesat jauh dalam menggunakan teknologi informasi untuk berinteraksi dalam keseharian.
Berdasarkan studi Sabda dkk (2015) dan Supratman (2018) informasi yang kita dapatkan adalah ada lompatan yang cukup cepat tentang singgungan antara teknologi informasi dan media sosial dengan proses pembelajaran. Terlebih pada saat ini terjadi pandemi covid19 yang telah menggerakkan aplikasi interaktif yang diluncurkan secara masif dalam pembelajaran jarak jauh. Hal ini dapat kita tilik di laporan Pakpahan dan Yuni tahun 2020 dalam Jurnal JISAMAR Vol. 4 No.2 Mei 2020 dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Pandemi Virus Corona Covid-19 terdapat penambahan media pembelajaran yang digunakan yaitu laman elearning, google class, aplikasi zoom maupun youtube. Terlebih ketika kita berintropeksi diri terhadap hasil penelitian Setiawan dalam Jurnal Edukatif Volume 2 Nomor 2 April 2020 halaman 28-37 yang berjudul Lembar Kegiatan Literasi Saintifik untuk Pembelajaran Jarak Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019, bahwa peran guru dalam mendampingi proses pembelajaran jarak jauh literasi saintifik siswa belum dilatih secara optimal.
Tentu banyak faktor yang ikut andil dalam membangun proses saintifikasi dalam pembelajaran. Studi dokumen Putra pada saat awal terjadinya pandemi yang berjudul Kendala Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam Masa Pandemi telah menegaskan lebih dini bahwa penggunaan media pembelajaran dan kreatifitas dalam melangsungkan proses pembelajaran menjadi titik kunci. Hal senada juga disampaikan Lestari dalam studi dokumennya pula yang berjudul Kendala Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Dalam Masa Pandemi Ditinjau Dari Media Pembelajaran yang juga mewanti-wanti bahwa penetuan media pembelajaran yang dipilih guru sangat berpengaruh terhadap pembelajaran.
Berdasarkan studi terdahulu tentang penggunaan medsos dan pilihan media tersebut, penggunaan medsos dan pilihan media pembelajaran diharapkan saling sinkron satu sama yang lain. Untuk itulah mengenal medsos generasi digital native menjadi penting oleh para guru sosiologi. Setelah mengenal medsos generasi digital native, langkah penting selanjutnya adalah menyusun strategi pembelajarannya. Tentu saja ini adalah bagian dari ikhtiar baik dalam mengenalkan ilmu pengetahuan sosiologi.
Medsos Generasi Digital Native
Menurut Supratman (2018) media sosial yang digunakan oleh generasi digital native adalah instagram, line, youtube, whatapp, facebook, snapchat, twitter, dan ask.fm. Berikut ini adalah ulasan tentang media sosial tersebut.
- Instagram, Instagram menyediakan posting edit foto snapgram (caption, filter, efek unik, dan stiker lucu), instastories, video pendek, bumerang, superzoom, rewind, handsfree dan slow motion, berita mutakhir, link informasi gosip dari akun, meme, video tutorial, dan klip karaoke yang membuat digital native dapat berlama-lama menikmati fitur fasilitas yang disediakan oleh Instagram.
- Line, Line merupakan pilihan utama digital native untuk melakukan video call, berbagi stiker dan emoji, mengobrol di grup, multichat, dan mencari informasi di Linenews.
- Youtube, Youtube adalah media audio visual pilihan digital native untuk menonton film, acara TV yang terlewat, video, dan vlog.
- Whatsapp, Whatsapp dipilih digital native sebagai media sosial yang paling mudah digunakan karena dapat langsung terhubung hanya dengan mengunakan nomor telepon di aplikasi Whatsapp.
- Facebook, Facebook bagi digital native berfungsi sebagai media penunjukan identitas diri melalui pembaruan status kalimat dan status background di newsfeed.
- Snapchat, Snapchat digunakan digital native untuk membagikan suatu momen berharga secara langsung (on the spot).
- Twitter, Twitter menjadi rujukan berita dan informasi yang menjadi trending topic bagi digital native.
- Ask.fm, Ask.fm adalah aplikasi untuk saling bertanya (question and answer) dengan anggota ask.fm yang tergabung di dalamnya.
Strategi Pembelajaran Generasi Digital Native
Rujukan Tulisan
- Reza Aprilianto Mandala Putra. Dalam https://www.researchgate.net/profile/Reza_Mandala_Putra/publication/340917125_Kendala_Pelaksanaan_Pembelajaran_Jarak_Jauh_PJJ_dalam_Masa_Pandemi/links/5ea3e839299bf112560c39ec/Kendala-Pelaksanaan-Pembelajaran-Jarak-Jauh-PJJ-dalam-Masa-Pandemi.pdf
- Selvy Windy Lestari. Kendala Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Dalam Masa Pandemi Ditinjau Dari Media Pembelajaran. Dalam http://www.academia.edu/download/63086906/Selvy_Windy_Lestari_1503618034_Kendala_Pelaksanaan_Pembelajaran_Jarak_Jauh_PJJ_Dalam_Masa_Pandemi20200425-25955-ktmda8.pdf
- Lucy Pujasari Supratman. Penggunaan Media Sosial oleh Digital Native. Dalam Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 15, NOMOR 1, Juni 2018: 47-60.
0 Response to "Mengenal Medsos Generasi Digital Native Untuk Strategi Pembelajaran"
Posting Komentar