Pengalaman PJJ di massa Pandemi Webinar MGMP Sosiologi Jateng
Oleh: Ardhianing Guspita, M.Pd (SMA Negeri 1 Banjarharjo, Brebes)
Proses pembelajaran di SMAN 1 Banjarharjo Kabupaten Brebes selama pandemic ini dilakukan secara full daring melalui berbagai aplikasi belajar, namun model belajar secara daring tidaklah mudah dilakukan, pembelajaran tatap muka tetap menjadi yang terbaik. Materi yang dibrikan oleh guru kepada siswa melalui moda daring belum tentu di pahami oleh siswa karena dari tugas dan ulangan yang diberikan oleh guru kepada siswa belum mencapai kriteria minimum. Pembelajaran secra daring di daerah pedesaan tidak semudah dilakukan di daerah perkotaan, diperkotaan segala fasilitas untuk melaukukan pembelajaran sangat memadai dan jangkauan internet udah di dapat.
Potensi siswa di SMAN 1 Banjarharjo dalam mengikuti pembelajaran sulit dikondisikan berdasarkan informasi dari beberapa walikelas ada beberapa siswa yang memang benar-benar tidak memiliki hp, hp yang tidak memadai/ kurang canggih sehingga proses pembelajaran terhambat, jaringan internet yang terbatas kemudian bagi siswa yang ada di daerah pegunungan seperti di desa pangebonan yang berbatasan dengan kecamatan salem sulit mendapatkan sinyal maka jika akan mengirimkan tugas kepada gurunya siswa tersebut harus turun ke tempat lain untuk medapatkan sinyal yang lebih bagus, kemudian yang sering saya alami siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas karena masalah kuota habis, namun sekolah memberikan kemudahan atau solusi agar semua siswa dapat mengikuti pembelajaran online dengan memberikan kuota gratis untuk siswa namun masalah tersebut belum teratasi karena setelah pembagaian kuota pun masih ada siswa yang belum memenuhi tugas dan ulangan, yang perlu di tanyakan di gunakan untuk apa kuota tersebut?? Pihak sekolah tidak tahu bagaimana menejemen siswa dalam menggunakan kuota dan menyadari bahwa kuota ada masa habisnya, tidak hanya itu masalah atau kendala dari para guru mapel mengalami kesulitan dalam mengendalikan siswa untuk ikutserta dalam pembelajaran banyak siswa yang cenderug cuek ketika guru memberikan materi, tugas atau hanya sekedar untuk absensi saja tidak semua siswa mengisi, kehadiran siswa pada setiap mapel kisaran 40% dari jumlah siswa per kelas, hingga sekarang belum menemukan solusi untuk mengatasinya.
Potensi guru dalam memfasilitasi pembelajaran siswa dengan moda daring hanya ada beberapa guru yang menggunakan hp bukan android atau jadul jadi terpaksa membeli hp baru yang bisa digunakan utk pembelajaran online, ketersediaan pulsa kuota selama ini tidak menjadi masalah karena jika disekolah guru difasilitasi wifi, menggunakan data seluler jika dirumah (WFH), jangkauan internet cukup bagus hanya beberapa guru saja yang memang rumahnya berada di daerah pegunungan yang cukup sulit untuk mendapatkan sinyal yang bagus, sebagaian besar guru menggunakan aplikasi classroom dan zoom untuk pembelajaran, namun ada keterbatasan untuk guru yang sudah mendapat usia kesulitan untuk menggunakan hp android, sedangkan guru muda sangat enjoy berinovasi dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang menarik untuk minat siswa misalnya membuat sumber belajar dengan menggunakan aplikasi Microsoft Sway, Google Form dll.
Langkan yang biasa dilakukan dalam pembelajaran daring, biasanya setiap pagi guru memberikan materi pada siswa untuk membaca dan memahami apabila ada siswa yang bertanya bisa melalui classroom tau privat whatsapp ke guru mapel tersebut.
Sumber belajar yang digunakan menggunakan file Power Point/ Ms. Sway/Blog, Video, Gambar bahkan berita yang dipadukan dengan materi yang berkaitan. Namun, jika menayangkan video kebanyakan siswa akan protes/mengeluh karena terlalu boros kuota.
Keresahan yang dialami siswa, sebenarnya banyak siswa yang mengeluh dengan pembelajaran daring ini karena sulitnya komunikasi dengan guru sangat terbatas, banyaknya siswa yang tidak bisa memenejemen waktu belajar sehingga tugas menumpuk dan mengeluh. Sedangkan keresahan yang dialami oleh guru sulit memberikan penilaian pada siswa karena tidak semua siswa mengikut pembelajaran secara daring dan tentunya ketuntasan dalam belajar. Sedangkan keresaha dari orangtua siswa lebih sering meminta uang untuk membeli kuota namun siswa untuk jenjang SMA dalam pembelajaran sudah mandiri tidak begitu menyusahkan orangtua.
Strategi yang digunakan agar pembelajaran menyenangkan yaitu dengan menggunakan aplikasi yang menarik minat belajar siswa salah satunya dengan Ms. Sway yang banyak menampilkan gambar-gambar atau video.
Penulis adalah Ardhianing Guspita, M.Pd, Guru Sosiologi di SMA Negeri 1 Banjarharjo, Brebes, email penulis: ardhianingguspita@gmail.com
Keterangan gambar: Gambar didapatkan dari googlemap SMA Negeri 1 Banjarharjo
SMA Negeri 1 Banjarharjo
Jl. Raya Barat No.27, Banajrharjo, Banjarharjo, Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah 52265
+62283889455
2R8X+G3 Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
https://goo.gl/maps/NtT9vcpuKDkiYc3i9
0 Response to "Pengalaman PJJ di massa Pandemi Webinar MGMP Sosiologi Jateng"
Posting Komentar