Pesan ‘CINTA’ Stay at Home - Cerita Singkat Dampak Positif PJJ Sosiologi
www.mgmpsosiologijateng - Pengalaman Pembelajaran Jarak Jauh. Pandemi Covid-19 secara mendadak membuat banyak sekolah harus mengubah cara belajarnya. Namun tidak semua siap menghadapinya. Siswa menjadi stress karena banyak tugas, orang tua kebingungan karena merasa harus jadi pengganti guru, dan sekolah juga tidak tahu harus bagaimana cara memonitor perkembangan belajar siswa. Semua berharap agar Pandemi ini cepat berakhir. Banyak ahli memperkirakan bahwa Pandemi ini mengubah banyak tatanan dunia, yang bisa jadi akan menjadi keadaan “normal” yang baru.
Sebagai usaha pencegahan penyebaran Covid-19, WHO merekomendasikan untuk menghentikan sementara kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa. Untuk itu pembelajaran konvensional yang mengumpulkan banyak siswa dalam satu ruangan perlu ditinjau ulang pelaksanaannya. Pembelajaran harus dilaksanakan dengan skenario yang mampu meminimalisir kontak fisik antara siswa dengan siswa lain, ataupun antara siswa dengan guru, yaitu dengan penggunaan teknologi digital memungkinkan siswa dan guru berada di tempat yang berbeda selama proses pembelajaran selama pandemi.
Salah satu bentuk pembelajaran alternatif yang dapat dilaksasnakan selama masa darurat Covid-19 adalah pembelajaran secara online. Pembelajaran online merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.
Pembelajaran online pada pelaksanaannya membutuhkan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti telepon pintar, tablet dan laptop yang dapat digunakan untuk mengakses informasi dimana saja dan kapan saja. Penggunaan teknologi mobile memiliki kontribusi besar di dunia pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh. Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara online. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Edmodo, dan applikasi pesan instan seperti WhatsApp dan lainnya. Pembelajaran secara online bahkan dapat dilakukan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram.
Namun, saat ini banyak yang masih merasa perubahan hanya terjadi di tataran cara pembelajaran yang kemudian menjadi jarak jauh dan teknologi masih menjadi penunjang cara pembelajaran. Bagaimana peran teknologi di sekolah masa depan yang terpaksa diseret maju ke masa kini ini? Apakah ini juga sebuah kesempatan untuk mengubah total sistem pendidikan kita ke arah yang lebih fundamental, seperti mengubah tujuan belajar agar semua siswa bisa lebih mandiri belajar, dan bagaimana pula dengan ketersediaan fasilitas yang berbeda-beda di setiap rumah? Lalu bagaimana juga nasib sekolah-sekolah dan siswa-siswa dimana kesenjangan teknologi masih terjadi?
Berdasarkan pemaparan di atas penulis ingin memberikan sebuah terobosan alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran di masa pandemi ini agar tetap produktif dan semangat belajar di rumah, yaitu melalui Pesan ‘CINTA’ Stay at Home.
Strategi Pesan CINTA dalam pembelajaran online di rumah terdiri dari beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
Communication (Komunikasi)
Pandemi Covid-19 telah memaksa dunia untuk melakukan social distancing atau physical distancing. Aktivitas kantor, pabrik, transportasi umum, intitusi pendidikan dan lain-lain menjadi sepi. Semua dilakukan secara jarak jauh, online atau daring di zaman teknologi informasi ini, terutama dalam pendidikan. Kegiatan belajar dan mengajar yang sangat memerlukan tatap muka, kini sedang tidak bisa.
Pembelajaran jarak jauh, pada prinsipnya adalah proses pembelajaran dengan menggunakan media sebagai penyampaian pesannya, sehingga pasti terjadi jarak antara guru, dosen, fasilitator atau tutor dengan para peserta didiknya. Oleh karenanya interaksi yang dilakukan sifatnya komunikasi bermedia atau intermediated communication. Komunikasi tatap muka dengan komunikasi bermedia sangat berbeda, hal ini dikarenakan tidak hadirnya secara utuh tanda‐tanda non-verbal, mimik wajah, senyuman, pandangan mata guru dan murid. Padahal, kontak fisik ini penting dalam komunikasi, agar pesan dapat tersampaikan dengan tepat. Adapun melalui video, rasanya akan berbeda.
Inti dari pendidikan adalah transfer pengetahuan dan akhlak yang baik. Bagaimana itu dapat terjadi dengan kondisi belajar jarak jauh, sebenarnya tidak direkomendasikan. Banyak faktor yang menyebabkan kegiatan belajar daring tidak efektif. Terutama bagaimana mengontrol kedisiplinan peserta didik dan mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik. Adapun mengenai aspek kognitif, ini dapat berjalan asalkan semangat belajar teraktualisasikan dalam diri peserta didik.
Untuk megatasi persoalan ini, maka perlu etika dan dasar komunikasi efektif dalam menjalankan pendidikan secara daring ini. Etika disini merupakan sebuah tingkah laku manusia yang seharusnya diperhatikan agar kegiatan pembelajaran itu dapat berjalan dengan baik. Jika dari perspektif Islam, maka berupa adab-adab menuntut ilmu yang harus diperhatikan oleh guru maupun murid. Jadi, etika disini maksudnya adalah nilai-nilai kearifan yang seharusnya dilakukan seorang guru dan murid dalam kegiatan belajar yang ideal. Nah, dalam kegiatan daring, ini perlu untuk diperhatikan juga agar kegiatan daring menjadi efektif.
Secara praktiknya, seorang guru harus menyiapkan materi sebaik-baiknya sebagaimana mestinya. Jika komunikasi dengan video, maka guru harus menyiapkan naskah ceramahnya agar tersusun efektif dan runtut. Sebagaimana seorang penyiar radio atau televisi profesional, mereka menyiapkan materi dan naskah siaran dengan baik, sehingga enak didengar dan pesan tersampaikan dengan baik. Begitu juga dengan guru dalam pembelajaran daring, hendaknya menyiapkan juga kompetensi komunikasi efektif seperti penyiar radio dan televisi tersebut.
Adapun murid, maka perlu melakukan penghormatan gurunya sebagaimana mestinya dengan fokus dan memperhatikan materi secara seksama, kemudian mencatat apa yang disampaikan. Jika murid itu masih setingkat SD, maka peran orang tua dalam mendidik adab dirumah sangat penting. Jika SMP, SMA, dan Mahasiswa, diharapkan guru dan sekolahan/universitas gencar menasehati untuk belajar dengan etika yang benar agar ilmu didapatkan dengan baik. Ini juga akan bermanfaat sekali untuk konsep merdeka belajar yang digagas kementrian pendidikan.
Adapun dasar komunikasi yang perlu diperhatikan, antara lain: adanya sumber, pesan, media dan penerima. Keempat unsur teori komunikasi yang mendasar ini perlu untuk diperhatikan. Sekilas memang sederhana dan mendasar. Namun dalam praktiknya, ternyata tidak mudah untuk dikendalikan. Karena dibalik komponen-komponen tersebut ada kondisi‐kondisi yang harus dipertimbangkan agar komunikasi menjadi efektif. Contohnya, saat kita memerintahkan siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan dikumpulkan pada waktu yang ditentukan, pada kenyataannya pesan atau perintah tersebut tidak bisa 100% dikerjakan. Atau saat pemberian informasi perkuliahan online, ada saja mahasiswa yang tidak hadir dalam kuliah online tersebut. Saat pembelajaran online dilakukan, ada saja pesan yang tidak jelas, namun diabaikan. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif.
Maka, untuk itu diperlukan strategi pembelajaran yang telah mapan. Siapa yang berperan paling besar dan paling menentukan di sini? Ya, tentu saja guru menjadi tokoh utama dalam cerita ini. Peran guru atau komunikator dalam konsep komunikasi, sangat besar. Bagaimana guru membuat suatu perencanaan dalam proses pembelajaran dan juga melaksanakannya sesuai dengan rencana, sudah bisa menjadi contoh bagi peserta didiknya. Ada sebuah pepatah yang penting dalam dunia pendidikan. Yakni pepatah yang mengatakan bahwa “guru kencing berdiri, murid kencing berlari” yang mengandung makna bahwa guru adalah teladan dari para peserta didiknya, dan mengibaratkan bahwa apa yang dilakukan guru dengan baik belum tentu murid mencontohnya.
Integration (Integrasi)
Pandemi Covid-19 memberikan banyak pelajaran berharga dalam setiap sendi kehidupan. Sebagian besar karyawan melaksanakan Work From Home (WFH) dan para siswa juga “memindahkan’ kegiatan belajar di rumah, secara online. Ini semua sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengurangi dampak penyebaran virus corona. Pemindahan kegiatan belajar dari sekolah ke rumah ini, sebagai upaya untuk menjaga jarak sosial. Pembelajaran di rumah harus mengintegrasikan peran guru dan orang tua di rumah. Mau tidak mau membuat para orang tua mempunyai peran yang baru, yakni sebagai guru dadakan. Itu artinya, para orang tua lah yang menjadi garda terdepan untuk membimbing proses kegiatan belajar hingga pandemi ini berakhir.
Dengan segala keterbatasan yang ada, tidak mengherankan jika para orang tua menemui banyak kendala dalam pelaksanaannya. Lihat saja, hampir sebagian besar laman sosial media mengunggah suka dan duka para orang tua yang menjadi guru dadakan untuk membimbing anak-anaknya belajar di rumahnya masing-masing. Tidak hanya jeritan hati atau duka yang dirasakan orang tua yang menjadi guru dadakan di rumah, namun tidak sedikit juga yang bersuka hati menjadi guru dadakan membimbing anak-anaknya belajar dari rumah. Nah, mau tahu apa saja suka duka belajar online saat pandemi corona? Para orang tua memang tidak semuanya memiliki kesiapan untuk menjadi pembimbing belajar online untuk anak-anaknya. Tanggapan positif banyak dikemukakan, mulai dari kedekatan secara psikologis dengan anak lantaran membimbing secara langsung proses belajar online; mengetahui perkembangan akademis anak dan menumbuhkan kebersamaan serta membangun komunikasi yang baik dalam lingkungan rumah.
Bagi orang tua yang biasanya menganggarkan katering untuk bekal sekolah anak, saat ini bisa menghemat anggaran untuk dialokasikan kepada kebutuhan lainnya. Meski begitu, tidak sedikit juga yang mengalami beberapa kendala sepanjang menjadi pembimbing dalam pelaksanaan belajar online di rumah, mulai dari kendala eksternal maupun internal. Kendala eksternal lebih banyak didominasi oleh jaringan internet yang tidak mendukung ataupun kondisinya yang lemot. Bahkan di beberapa daerah banyak yang belum memiliki alat pendukungnya, seperti gadget, sehingga terpaksa mengandalkan warung internet untuk melaksanakan belajar secara online. Nah, tidak sedikit pula yang kemudian berakhir dengan bermain game online. Kendala internal juga tak kalah banyak, mulai dari para orang tua yang mengaku kesulitan karena tidak memiliki penguasaan materi-materi pelajaran sekolah hingga anak yang kurang disiplin, karena mereka menganggap di rumah berarti libur.
Selain itu, perubahan suasana hati (moody) anak dalam belajar online juga menjadi hal penting lainnya yang perlu dijaga. Lantaran, tugas sekolah yang terlalu banyak sehingga menimbulkan rasa bosan anak. Sedangkan, belajar dengan metode ini membutuhkan daya tangkap yang cepat. Disamping itu, dari sisi tenaga pendidik misalnya, dengan memberikan materi belajar online dianggap lebih sulit daripada tatap muka di kelas. Guru merasa kesulitan mengajak para siswanya untuk aktif, komunikatif bahkan di ruang diskusi yang sengaja diadakan.
Knowladge (Ilmu Pengetahuan)
Emosi dan ekspresi dalam relasi guru pada saat berinteraksi dengan siswa akan sangat mendukung keberhasilan sebuah penyampaian materi (ilmu pengetahuan). Selain itu juga anak mengalami dan mencoba langsung materi pembelajaran juga memperkuat keberhasilan penyampaian materi. Namun dalam situasi pembelajaran secara daring, tentu ada keterbatasan. Hal ini membuat seorang guru harus berpikir sangat kreatif untuk menyajikan materi yang bisa dicoba sendiri anak di rumah, sehingga pemaparan jelas dan mudah dipahami, instruksi yang jelas, bentuk yang menarik serta mudah didapat anak-anak di rumah akan menunjang kemudahan anak dalam memahami sebuah materi.
Guru-guru harus berusaha menemukan cara inovatif, kreatif dan kekinian untuk mempresentasikan serta membuat kegiatan yang menarik baik yang dilakukan dalam kelas interaktif ataupun dalam kegiatan pembelajaran mandiri yang dilakukan anak-anak. Misalnya dengan membuat series challenge bagi anak sehingga mereka bisa saling memberikan challenge bagi temannya yang lain, membuat vlog menarik yang up to date serta banyak lagi kegiatan menarik yang dilakukan anak-anak. Selain itu tidak lupa juga melihatkan keluarga supaya tetap ada relasi antara pembelajaran dengan lingkungan.
Selain materi-materi yang dapat disampaikan melalui pembelajaran interaktif, guru juga perlu mempersiapkan materi-materi lain yang dapat dipergunakan anak-anak yang memerlukan latihan tambahan untuk memperkuat pengetahuan dan ketrampilan mereka terhadap sebuah materi. Memilih materi yang tepat untuk dieksplorasi anak-anak juga memerlukan kejelian dari guru. Bahkan tetap memperhatikan perkembangan karakter siswa juga menjadi faktor penting dalam mempersiapkan materi pembelajaran. Infrastruktur berupa jaringan dan perangkat lunak yang baik juga menjadi faktor yang sangat penting dalam menjalankan pembelajaran online, khususnya pembelajaran kelas interaktif baik menggunakan Google Meet/ Zoom atau platform interaktif lainnya. Guru dan sekolah dalam hal ini wajib menyediakan perangkat dan operator yang mumpuni untuk memastikan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
Selain hal-hal yang dipersiapkan sekolah, peran dan kerja sama orang tua dalam membantu memantau serta mendampingi anak-anak sangat diperlukan dalam mendukung proses pembelajaran tranfer ilmu pengetahuan. Hal pertama yang dapat dilakukan orang tua adalah membantu memastikan siswa hadir dalam kelas online sesuai dengan jadwal. Hal kedua adalah membantu anak-anak untuk mempelajari materi. Orang tua dapat memanfaatkan ruang-ruang konsultasi pembelajaran yang dibuka oleh sekolah, sehingga apabila ada materi pelajaran yang belum dipahami, guru akan bisa memberikan video tutorial untuk dipelajari atau mungkin dibahas pada pertemuan kelas interaktif selanjutnya. Kerja sama dan saling memahami antara orang tua, guru dan sekolah menjadi penting untuk mendukung online learning ini.
Time (Waktu)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengakui sulit menentukan efektivitas metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang selama ini dilakukan. Menurutnya, efektivitas belajar daring tidak bisa diukur dalam waktu yang singkat. Pembelajaran daring di Indonesia banyak sekali ditemukan kendala. Mulai dari keterbatasan alat pendukung seperti gawai, masalah ekonomi dalam membeli paket data, hingga jaringan yang belum merata ke pelosok maupun wilayah terpencil. Namun risiko itu harus kita hadapi, kita harus bisa beradaptasi. Melakukan inovasi mandiri untuk kemampuan menggunakan berbagai alat dan teknologi.
Adaptasi inilah yang akan membangun efektivitas pendidikan. Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan saat ini akan terasa manfaatnya di masa mendatang. Efeknya bukan hari ini. Di saat melakukan adaptasi kita semua belajar dan akan menjadi lebih baik dalam teknologi ke depannya. Jika pengembangan teknologi telah menjadi inti program kebijakan dirinya. Kemendikbud siap mendukung guru, siswa dan orang tua dalam meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi dan melakukan pembelajaran secara mandiri. Ini saat yang penting untuk memberikan waktu dan fleksibilitas bagi guru untuk beradaptasi dengan situasi baru ini selama krisis.
Action (Tindakan)
Tiga langkah strategis yang dapat dilakukan menurut Kemendikbud untuk mengatasi permasalahan tersebut dan mendukung budaya pembelajaran daring di Indonesia, bahkan pasca pandemi COVID-19 berakhir.
Pertama, menanamkan pola pikir tentang cara baru belajar
Dengan perkembangan teknologi dan internet saat ini dan mungkin 10-20 tahun ke depan, proses belajar dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja tanpa ada batas ruang dan waktu. Sayangnya, iklim pendidikan di Indonesia masih belum adaptif pada perkembangan ini, yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya orang tua, masih percaya bahwa pendidikan formal di dalam kelas merupakan satu-satunya jaminan untuk memperoleh pekerjaan.
Sebagai fondasi awal, Kemendikbud harus mengkomunikasikan kepada masyarakat untuk menyadari tuntutan baru sistem pendidikan dalam menyiapkan lulusan menghadapi berbagai pekerjaan baru di masa depan yang tidak cukup diajarkan hanya melalui kelas formal. Penelitian menunjukkan model pembelajaran kelas formal hanya efektif untuk mengembangkan pengetahuan dasar dan mengenalkan materi baru, sehingga kurang efektif untuk mengembangkan keterampilan yang menuntut keaktifan siswa dalam menyelesaikan masalah secara kreatif dan inovatif.
Salah satu cara Kemendikbud bisa menegaskan hal tersebut adalah dengan merumuskan kembali kurikulum yang lebih sesuai dengan tuntutan keterampilan abad 21. Misalnya, kurikulum tersebut bisa mengedepankan lebih banyak pembelajaran campuran antara tatap muka dan digital (blended learning).
Kedua, menyiapkan regulasi untuk pengembangan sumber belajar digital
Pemanfaatan platform yang menyediakan kelas daring (Massively Open Online Courses, atau MOOC) secara masif dan terbuka menjadi salah satu tren praktik pembelajaran daring yang paling efektif saat ini. Beberapa contoh MOOC yang ternama secara internasional adalah Coursera, EdX, dan Khan Academy, sementara untuk kelas berbahasa Indonesia banyak terdapat di misalnya MOOC Universitas Terbuka, Indonesia X, atau Learning Center milik Organisasi Menteri Pendidikan Asia Tenggara (SEAMOLEC). Meski pun MOOC di Indonesia sudah mulai dikembangkan, namun terdapat beberapa permasalahan. Selain jumlah kelasnya yang masih sangat sedikit, studi tentang MOOC di Indonesia juga menunjukkan bahwa tingkat penyelesaian pada kelas daring yang tersedia pun masih rendah karena materi yang tidak lengkap dan kurang menarik bagi siswa. Selain itu, ruang lingkup penggunaannya biasanya masih terbatas untuk masing-warga sekolah saja.
Ketiga, mencetak tenaga pendidik yang adaptif dalam teknologi pembelajaran
Kemampuan pendidik dalam mendesain strategi belajar menjadi sangat penting karena merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pelaksanaan pembelajaran daring. Di antaranya, merancang, mengorganisir, serta mengendalikan aktivitas dan materi belajar yang interaktif untuk mencapai tujuan belajar. Pada kondisi saat ini, banyak guru dan dosen hanya memberi tugas secara daring tanpa adanya umpan balik lalu menganggap pekerjaannya sudah selesai tanpa ada perencanaan strategi belajar jangka panjang - sekadar memindahkan pembelajaran satu arah dari yang biasanya di kelas, ke ‘awan’.
Hal ini meninggalkan pengalaman dan kesan buruk bagi siswa dalam melakukan pembelajaran daring. Di sini, penguasaan tenaga pendidik terhadap teknologi pembelajaran, atau technological pedagogical knowledge (TPK) yang sesuai dengan strategi belajar dan fasilitas yang dimiliki siswa, menjadi kompetensi yang sama pentingnya. Hal mendasar yang harus dilakukan oleh Kemendikbud adalah memfokuskan pelatihan tentang pengintegrasian teknologi dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk calon guru, mulai dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) hingga program-program pelatihan Kemendikbud lainnya.
Untuk mengurangi kesenjangan fasilitas akses jaringan internet, pemerintah juga perlu berkolaborasi dengan berbagai industri. Misalnya, terdapat gagasan dari beberapa ahli yang mengusulkan kolaborasi perguruan tinggi dengan operator telekomunikasi untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang bisa difasilitasi oleh Dewan Teknologi Informasi Nasional.
Sebagai pendidik tentunya memiliki beberapa strategi dalam mengelola pembelajaran yang baik untuk bisa diterapkan di kelasnya masing-masing. Strategi pesan CINTA ini merupakan alternatif solusi yang bisa diterapkan di sekolah manapun di berbagai jenjang pendidikan hingga perguruan tinggi. Melalui pendekatan pasan CINTA harapannya pendidikan Indonesia dapat berkembang lebih baik. Adanya pandemi ini tidak menjadikan kendala bagi para pendidik, namun menjadikan para pendidik lebih kreatif dalam mengelola program pembelajaran dengan situasi pandemi Covid-19.
Penulis adalah Khoriskiya Novita, S.Pd, Guru Sosiologi di SMA Al Fusha Kedungwuni, Pekalongan. Email: khoriskiyanovita@gmail.com; WA: 085640011013
Keterangan gambar atas: Gambar Daring Sosiologi Kelas XI IPS
Keterangan gambar atas: Gambar Daring Sosiologi Kelas XI IPS
0 Response to "Pesan ‘CINTA’ Stay at Home - Cerita Singkat Dampak Positif PJJ Sosiologi"
Posting Komentar