Pentingnya Strategi Belajar Mandiri Bagi Siswa
www.mgmpsosiologijateng.com - Kita ngak bisa berdiam diri melihat siswa terseok-seok saat mengikuti belajar online. Kita harus bergandengan tangan untuk mengangkat kemandirian siswa agar mereka percaya diri saat mengikuti pembelajaran.
Kita sebenarnya jahat banget, memaksa para siswa mengikuti pembelajaran online yang sebelumnya siswa ngak pernah dikasih bekal strategi pembelajaran online. Langkah-langkah pembelajaran online yang menuntut siswa belajar mandiri, sejatinya belum terbangun dalam, tradisi belajar sehari-hari. Hal demikian terjadi karena proses pembelajaran kita yang cenderung meninabubukkan siswa, cukup lama kita langgengkan. Sehingga, ketika situasi dan kondisi telah memaksa belajar mandiri (bukan hanya karena wabah), semuanya tidak siap. Jika masalah strategi pembelajaran ini tidak segera diselesaikan, sangat mungkin akan menuai masalah dikemudian hari.
Realitas hari ini, semua siswa cukup kangen masuk sekolah. Belajar di ruang kelas, makan bersama dikantin, dan canda tawa bersama teman adalah beberapa kegiatan rutin saat sekolah. Adapun kegiatan-kegiatan penting belajar seperti membaca dan menulis di perpustakaan, praktik dilaboratorium, diskusi dan bertanya dengan guru dan teman, dan presentasi karya di depan kelas, seakan masih jauh dari kegiatan yang dikangeni. Dan pada saat yang sama, rasa kengen tersebut semakin menggebu ketika para siswa harus belajar dari rumah. Apalagi ditambah dengan banyaknya persoalan yang mendera para siswa saat melakukan pembelajaran online.
Bukan hanya kendala alat dan jaringan internet, sulitnya memahami materi yang disampaikan secara online, telah menjadi tanda dan penanda bahwa para siswa saat ini belum mandiri dalam hal belajar dan hidup. Inilah potret pendidikan kita pada hari ini. Melihat realitas tersebut, tampaknya kegiatan belajar kita harus segera dikoreksi. Jika tidak, maka inilah batasan terjauh dari hasil belajar selama ini, dimana sekolah belum berhasil melakukan proses pembelajaran mandiri, dan tampaknya juga belum piawai dalam mencetak lulusan mandiri. Melihat realitas tersebut, sudah saatnya siswa memiliki strategi belajar mandiri.
Berdasarkan hal tersebut, hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam strategi belajar mandiri para siswa diantaranya; teknik membaca dan menulis, pengumpul informasi, diskusi, presentasi, dan diseminasi produk.
Membaca dan Munulis
Membaca merupakan seni belajar aktif dalam mendapatkan informasi dan mengolah informasi yang ada hingga yang bersangkutan mendapatkan inspirasi yang kreatif dan inovatif. Contoh seorang seorang siswa membaca majalah sosial yang berisikan tentang masalah sosial yang muncul pada saat terjadi wabah. Dalam bacaan tersebut memuat perbandingan tentang masalah-masalah sosial yang ada di perkotaan dan di perdesaan. Pembaca dalam mendapatkan informasi perbandingan masalah sosial saat terjadi wabah antara di perkotaan dan di perdesaan adalah proses membaca pasif. Namun ketika seorang pembaca berusaha mengolah informasi tersebut dengan menghubungkan hal-hal yang berhubungan dengan data, merupakan proses membaca aktif. Contoh pembaca aktif misalnya setelah membaca data masalah sosial akibat wabah tersebut, pembaca mencoba menghubungkan dengan ragam penghubung data misalnya, jenis pekerjaan alternatif yang ada di desa dan dikota, pola hidup di desa dan di kota, tradisi berbagi di desa dan di kota, subsidi pemerintah terhadap masyarakat desa dan masyarakat kota, dan lain sebagainya. Proses pembaca dengan menghubungkan indikator-indikator tersebut merupakan proses membaca aktif.
Proses membaca aktif memang tidak bisa didapat dengan serta merta. Tradisi literasi dengan ragam tematik, akan mempengaruhi proses membaca aktif. Contoh membaca aktif selanjutnya adalah suatu ketika pembaca menemukan informasi di medsos tentang jumlah suku bangsa di Indonesia. Pembaca pasif biasanya hanya merekam informasi bahwa di Indonesia memiliki jumlah suku bangsa yang banyak. Namun untuk pembaca aktif tidak hanya merekam saja. Pembaca aktif akan berupaya untuk menghubungkan informasi tersebut dengan indikator-indikator yang mungkin berhubungan. Misalnya dengan mendapatkan data jumlah suku bangsa yang banyak, pembaca kemudian menghubungkan dengan jumlah kulinernya, motif baju adatnya, praktik etnomedisin, dan lain-lain. Inilah contoh proses membaca aktif.
Pembaca yang berhasil merekam informasi dan mengolah informasi dengan menghubungan hal-hal yang diyakini berhubungan, biasa akan muncul keinginan menulis. Menulis disini adalah aktivitas akibat membaca aktif. Menulis telah menjadi respon alamiah pembaca dalam rangka mendukung, menguatkan, mengkritisi, mengkoreksi, bahkan mengganti data dan informasi yang dibacanya. Contoh menulis merupakan seni merespon secara alamiah terhadap informasi adalah seseorang membaca tentang masalah sosial muncul akibat terjadi wabah yaitu pascamembaca informasi tersebut, pembaca menulis tentang tema masalah sosial di perkotaan dan perdesaan akibat wabah. respon tulisan yang demikian termasuk kategori respon penguat informasi yang dibacanya. Contoh lagi, pascamembaca informasi tentang hal yang sama, pembaca kemudian menulis tentang keadaan di perdesaan saat terjadi wabah yang tidak terlalu banyak mucul masalah sosial seperti diperkotaan. Dalam tulisan tersebut, penulis juga menyampaikan informasi hal-hal yang mendukung tidak merebaknya masalah sosial di perdesaan saat terjadi wabah karena adanya tradisi berbagi dan pola hidup yang terbiasa sulit. Respon tulisan tersebut dapat dikategorikan sanggahan informasi yang dibaca. Dan tentu saja masih banyak contoh respon tulisan lainnya.
Contoh lagi, seorang pembaca aktif merespon informasi ragam suku bangsa di Indonesia dengan tulisan yang berisikan informasi pengobatan tradisional yang menarik disuatu kelompok sosial. Penulis mengembangkan informasi beragamnya suku bangsa sebanding lurus dengan banyak praktik pengobatan alternatif di beberapa suku bangsa. Seorang pembaca juga merespon informasi kondisi multikulutal di Indonesia dengan menginformasi tentang ragam pakaian adat yang digunakan saat proses pernikahan. Inilah contoh teknik belajar mandiri dalam bentuk kegiatan membaca dan menulis.
Menulis bagi pembaca aktif (bukan pasif) adalah naluri kebutuhan. Disinilah akar dari budaya literasi yang kuat. Dengan menulis, pembaca akan lebih banyak melakukan bacaan-bacaan pendukung lainnya dalam melengkapi informasi yang kompleks. Ketika menulis dan membaca telah menjadi tadisi dan respon alamiah, maka disitulah pintu awal belajar mandiri telah berjalan. Bersyukur kalian semua ketika telah dalam posisi menjadi pembaca aktif dan naluri responsif menulis terhadap informasi. Semua orang tentu saja dapat mencapai posisi tersebut dengan cara mencoba menjadi pembaca aktif dan responsif. Apalagi pada dasarnya kemampuan dan keterampilan seseorang adalah sama, yang beda hanya persolaan tingkat dan pola membiasaakan diri saja dalam literasi. Bagi para siswa, biasakan membaca agar kalian mendapat ragam informasi yang ada. Dengan membiasakan membaca, kalian akan secara sendirinya mengolah informasi-informasi dari bacaan sebelumnya.
Pengumpul Informasi
Pengumpul informasi merupakan teknik tahapan pascamembaca dan menulis dengan ditandai seseorang ingin memproduksi informasi. Pada dasarnya kelompok milenial saat ini kerap melakukan kegiatan memproduksi informasi. Hal tersebut dapat dilihat kerap kali kelompok milenial memposting foto kegiatan dan keadaan suatu kelompok sosial. Hanya saja pada saat posting di media sosial, mereka adakalanya cenderung bertujuan memperlihatkan eksistensi dirinya sendiri saja, tanpa ada tujuan sadar memproduksi informasi. Walaupun demikian modal sosial tersebut dapat digunakan secara perlahan untuk membiasakan diri menjadi produsen informasi.
Kegiatan memproduksi informasi biasanya ditandai dengan adanya tindakan mengamati dan atau melakan wawancara. Teknik klasik mengumpulkan informasi ini juga akan menjadi naluri seseorang telah melakukan belajar mandiri. Contoh seuatu ketika pembaca mendapatkan informasi tentang etika anak muda yang kurang menghormati orang tua di lingkungan sekitarnya. Secara otomatis, pembaca tersebut akan merespon dengan melakukan pengamatan perilaku hormat dan merendahkan anakmuda terhadap orang-orang tua disekitarnya. Misalnya seseorang mengumpulkan informasi tentang tindakan anak muda saat bertemu dengan orang tua, pilihan kata anak muda saat bercakap dengan orang tua, dan respon anak muda saat dimintai bantuan orang-orang yang ada di sekitar tempat tinggalnya.
Ragam informasi yang didapatkan pada umumnya akan diolah sedemian rupa menjadi sebuah informasi yang komunikatif. Seseorang yang memiliki tradisi praktik lapangan/laboratorium dalam bentuk mengumpulkan informasi dan disebarkan kepada publik, pada dasarnya adalah kemampuan belajar mandiri yang telah terpola. Mereka yang berkegiatan mengumpulkan informasi tersebut adalah bagian dari proses belajar mandiri yang cukup kuat. Bahkan ketika seseorang yang melakukan kegiatan mengumpulkan informasi tersebut sesuatu yang harus dilakukan. Jika yang bersangkutan tidak mengumpulkan informasi di lapangan, ada sesuatu yang kurang.
Ciri khas seseorang yang terpola dalam mengumpulkan informasi adalah setiap ada informasi, diperhatikan dengan seksama. Misal suatu ketika yang bersangkutan sedang berkumpul bersama, maka seseorang tersebut selalu mendengarkan dan memperhatikan informasi untuk kemudian menjadi bahan pengetahuan yang menarik. Pada saat inilah seseorang dalam posisi menjadi orang yang selalu menghormati informasi. Orang yang memiliki tradisi menghormati orang lain guna mengumpukan informasi, juga merupakan tanda seseorang melakukan belajar mandiri.
Berbahagialah kalian semua ketika telah melalui tahap belajar mandiri dalam bentuk praktik lapangan/laboratorium. Karena pada tahap ini, seseorang secara naluri akan selalu butuh memproduksi informasi. Jika belum melakukan pengamatan dan wawancara dalam mengumpulkan informasi, ada sesuatu yang kurang.
Bagi para pemula yang belum memiliki pola belajar mengumpulkan informasi, dapat mengembangkan dirinya dengan cara membiasakan diri untuk mengamati, mendengan, dan bertanya ketika diperlukan saat proses pemgumpulan data.
Tradisi Diskusi
Mereka yang telah terpola dengan belajar membaca aktif untuk mendapatkan informasi dan mengolahnya, menulis sebagai respon memperkuat dan menyanggah informasi, serta mengumpulkan data dalam rangka memproduksi informasi, maka pada umumnya yang bersangkutan memiliki pola kebiasaan berdiskusi. Proses diskusi dalam hal ini adapat menguji kebenaran informasi yang didapat sekaligus mengkomunikasi posisi informasi yang didapat sebelumnya.
Pada umumnya, tahapan ketiga dalam belajar mandiri ini akan dilakukan bagi seseorang yang ingin mengukur posisi informasi yang didapatkan. Untuk tingkat siswa, mereka akan mendiskusikan temuan informasi kepada guru dan teman-temannya. Mereka akan terbiasa aktif dalam sesi belajar belajar, baik proses pembelajaran di kelas maupun daring. Seseorang yang sudah dalam mencapai tahap ketiga ini, akan merasa butuh mengikuti kegiatan belajar. Mereka akan berusaha aktif dalam mencari forum-forum diskusi, hingga membuat sebuah kelompok diskusi.
Berbeda sekali dengan keadaan proses pembelajaran yang kerapkali berlangsung pasif. Kerap kali kita melihat upaya guru dalam merangsang para siswa untuk terlibat aktif dalam diskusi. Namun kerapkali para guru lupa, bahwa tradisi diskusi tidak bisa muncul tiba-tiba begitu saja. Acapkali tradisi diskusi terkesan dipaksaan hanya semata-mata untuk mendapatkan nilai dan sanjuan semata. perlu diperhatikan, tradisi diskusi akan muncul secara sendirinya jika yang bersangkutan telah terbiasa aktif membaca, menulis, dan mengumpulkan informasi.
Presentasi karya
Diseminasi produk
(proses tulis)
Setelah para siswa menguasai strategi pembelajaran mandiri tersebut, keterampilan teknis lanjutan yang perlu dimiliki para siswa agar sukses pembelajaran mandiri diantaranya; memiliki halaman website, menulis di website, dasar fotografi dan videografi, etika pembelajaran online, dan implementasi aplikasi video interaktif
Membuat blog
Menulis di blog
Fotografi dan videografi
Etika pembelajaran online
Implementasi aplikasi video interaktif
(proses tulis)
0 Response to "Pentingnya Strategi Belajar Mandiri Bagi Siswa"
Posting Komentar