Pascawabah, Apakah akan Ada Perubahan Besar-besaran dalam Kurikulum Sekolah Kita?
www.mgmpsosiologijateng.com - OPINI, Ketika virus corona telah memakan korban, semua Sekolah "diliburkan". Apakah Sekolah kalah dengan virus corona? Tentu saja tidak. Persoalannya bukan karena sekolah kalah dengan corona, tetapi cara corona dalam menginfeksi banyak orang itu. Lantas selama ini apa yang dipelajari di sekolah, sehingga warga sekolah harus dirumahkan? Apakah karena tak cukup ilmu melawan corona? Nah, kalau pertanyaan yang satu ini, jelas sudah, Sekolah (dalam artian kurikulum) kalah dengan virus corona. Apalagi sekolah, Kampus aja diliburkan. Kurang apa ilmunya Kampus.
Menurut informasi, virus corona itu berasal dari hewan. Dan katanya, hewan yang dijadikan tempat inang corona itu dimakan manusia. Dan pada saat itulah virus itu masuk di tubuh manusia. Virus itu kemudian beranak pinak di tubuh manusia. Dan tragisnya, virus itu tidak hanya mematikan inangnya, tetapi juga menularkan ke manusia lain. Ironisnya lagi, masa inkubasi penularannya cukup lama, sampai dua minggu. Makanya untuk memutus penyebaran dan penularan virus corona, warga sekolah harus diliburkan.
Jika benar bahwa virus corona yang sangat ganas dan mematikan itu berasal dari hewan, maka semua sekolah harus mengajarkan etika makan dengan baik. Karena kalau warga sekolah tidak dibekali etika makan yang baik, sangat mungkin akan muncul virus-virus baru lagi yang semakin ganas karena makan semabarangan. Misal pada saat ini diduga corona dari kelelawar yang dimakan orang, bagaimana dengan hewan-hewan lain yang belum dimakan orang? Apakah di dalam "hewan-hewan lain" yang akan dimakan orang itu juga terdapat virusnya lagi? Apalagi kalau kita melihat youtube ada makanan aneh-aneh yang disantap banyak orang.
Jika memang benar disetiap hewan yang dipaksa dimakan orang itu terdapat virus yang beraneka ragam, maka sudah saatnya sekolah mengajarkan dengan ketat tentang etika makan. Bukan mengajarkan para siswa yang memiliki naluri memakan semua binatang.
Hal penting yang perlu diperhatikan sekolah juga tentang habibat hewan, yaitu hutan dan laut. Dapat kita lihat bersama, bahwa terjadi alihfungsi hutan untuk mencukupi kesejahteraan manusia. Begitu halnya laut. Pada saat ini juga terjadi eksploitasi sumber daya laut dengan alasan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Jika hutan dan laut adalah habitat hewan, dan pada saat yang sama, karena ulah manusia, hutan dan laut dalam keadaan mengancam hewan, maka sangatlah mungkin virus-virus yang ada di hewan itu akan menyebar dan pindah ke manusia-manusia yang mengalihfungsikan hutan dan mengeksploitasi laut. Dan mungkin saja, tingkat inkubasi melebihi ganasnya virus corona. Bayangkan saja suatu ketika muncul virus yang menginveksi orang, dengan waktu inkubasi satu bulan?
Untuk itu, selain mengajarkan etika makan yang baik, Sekolah juga wajib mengajarkan etika berinteraksi dengan hutan dan laut. Bagaimana tata cara mengambil kesejahteraan manusia dari hutan dan laut yang tanpa mengancam hewan yang ada di dalamnya, adalah tugas utama Sekolah. Jangan sebaliknya, Sekolah malah mencetak manusia-manusia perusak hutan dan laut. Tugas Sekolah semakin berat dan menantang.
Itu saja kalau asumsi kita virus (corona) ini dari hewan. Bagaimana kalau virus yang mematikan juga ada di tumbuhan? Bagaimana kalau juga virus yang mematikan itu ada di air? Bagaimana kalau ada di tanah, dan udara? Mengerikan.
Wahai Sekolah-sekolah di Indonesia, jangan sampai kalah dengan virus corona dan kawan-kawannya yang setiap saat akan meliburkan warga sekolahmu. Segera lihat kurikulummu. Sebelum warga sekolahmu dibubarkan oleh virus.
Penulis: Suhadi (Pengurus MGMP Sosiologi Provinsi Jawa Tengah)
0 Response to "Pascawabah, Apakah akan Ada Perubahan Besar-besaran dalam Kurikulum Sekolah Kita?"
Posting Komentar