Pagi di 509
SURAKARTA, mgmpsosiologijateng.com - Berjajar rapi dengan pasti, malam itu tampak gelap. Endri, teman ku yang cukup energik telah terkulai kasur. Badannya tertutup kain hangat dengan terlihat ujung mahkotanya. Cukup dingin karena rekayasa angin. Sesekali suara pulas menyambar telinga kiriku.
Sedangkan si Wahyu, masih berbenah badan. Cakapku dengannya sesekali masih terdengar. Namun tak lama kedua temanku menutup mata. Sedangkan diriku terlambat memejamkannya.
Lirih pejamku karena ritual malam itu. Dilantai dasar, ku habiskan dua batang daun surga. Sesekali disapa dan menyapa. Sempat pula berjabat dengan penguasa. Ah itu soal biasa.
Tak lama kemudian, rebahku ku tak lihat. Akupun terlelap dalam kamar 509. Bersama dua temanku, endry dan wahyu.
"Aku di dalam," seloroh si wahyu pagi itu dari kamar mandi.
"Oh iya, mohon maaf ya," balasku karena ketidaktahuanku kalau didalamnya ada si Wahyu.
Endry masih dalam posisi pewe. Ah biasalah si endry. Peran memanjakan diri tampak sekali dibalik energiknya.
Pagi itu saya harus berjuang lirih. Pingin pipis kutahan hingga si wahyu selesai dari dalam.
"Lega rasanya," ucap rasaku. Setelah bisa pipis pagi itu di kamar mandi, 509.
Salam rindu selalu wahai para sahabatku.
Penulis: admin
Penyelaras: @dmin
Penyelaras: @dmin
0 Response to "Pagi di 509"
Posting Komentar