(Oh, Dasar) Bocah Gemblung
Wahai Bapakku, mengapa soal di sekolah ku dulu tidak seperti soal hidupku sekarang?
Hehehe... sabar ya nak.
Kesabaran macam apalagi yang kurang Ku lakukan wahai Bapakku?
Selama itu anakmu selalu patuh di sekolah. Nggak pernah rokok. Selalu ikut upacara. Garap PR rajin. Buku penuh catatan. Semua soal aku selesaikan. Hingga aku dapat juara kelas. Tapi mengapa soal yg kukerjakan tidak pernah muncul di kehidupan nyata?
Selama itu anakmu selalu patuh di sekolah. Nggak pernah rokok. Selalu ikut upacara. Garap PR rajin. Buku penuh catatan. Semua soal aku selesaikan. Hingga aku dapat juara kelas. Tapi mengapa soal yg kukerjakan tidak pernah muncul di kehidupan nyata?
Berbahagialah kamu nak, dipertemukan dengan soal soal yg begituan.
Kok?
Anggap saja gurumu itu sayang banget sama kamu.
Kok?
Wahai anakku. Suatu saat kamu akan tahu bagaimana cara gurumu selama ini membuat soal utk kau kerjakan selama 12 tahun.
"sembilan tahun kemudian sang anak mempercakapkan hal sama"
Wahai Bapakku?
Ada apa wahai sang bapak Cucuku?
Akhir aku tahu. Mengapa soal yg diberikan selama hampir lebih 12 tahun itu.
Hahaha...
Janganlah engkau tertawa wahai Bapakku. Ternyata soal itu dibuat atas dasar pengetahuan guruku. Hanya angan-angan guruku. Bukan suatu masalah masa depanku.
Hehehe. Iya anakku. Beruntunglah aku punya anak sepertimu. Sekarang kamu sudah menjadi guru. Berikan anak didikmu dengan soal-soal masalah kehidupan nyata(mu) dan kehidupan nyata anak anak didikmu nanti. Akan tibalah suatu masa, dimana soal disekolah berasal dari data-data masalah kehidupan nyata dan masalah masalah dikemudian nya. Memulai lah dari dirimu, dan ajaklah teman-teman guru dekatmu, bahwa soal yang akan kau berikan kepada anak didikmu(nya) adalah hasil rumusan masalah nyata masa depan para muridmu.
Walah...
Lho kok walah?
Itu sangat menguras tenaga wahai Bapakku.
Oh dasar bocah gemblung.
Hehehe...Monggo ngopi pak
Ladalah, yo wis, ayo ayo ayo
Ayo
*salam rindu selalu*
Kecerdasaan yang dibalut kegemblungan
BalasHapus