Sudut Cerita dalam Pembelajaran Sosiologi
Dalam suatu pagi, Bapak Budi masuk kelas XII IPS 5. Beliau adalah guru
Sosiologi di sekolah tersebut. Materi pagi itu adalah tentang perubahan sosial.
Cara mengajarkan bapak Budi tidak seperti hari-hari biasanya. Beliau tiba-tiba
mengeluarkan handphone nya dan segera menghubungi banyak orang yang jelas tidak
ada hubungannya dengan urusan para siswa.
Tidak lama kemudian, Bapak Budi menghubungi seseorang lagi
Budi
|
:
|
Halo Darto ….
|
Darto
|
:
|
nggih pak?
|
Budi
|
:
|
tulung pasire di kirim yo. Ojo lali kayu Kalimantane.
|
Darto
|
:
|
siap pak budi, langsung otw
|
Budi
|
: | sip…! |
Darta
|
: | terus bayare pripun pak? |
Budi
|
:
|
gampang!
|
Darto
|
:
|
ok ok ok ….!?
|
Tidak lama kemudian, Bapak Budi menghubungi seseorang lagi
Budi
|
:
|
halo ….
|
Siti
|
:
|
halo pak De
|
Budi
|
:
|
kapan balik nduk?
|
Siti
|
:
|
anu pak De, Mei pak De
|
Budi
|
:
|
ndang cepet lho.
|
Siti
|
:
|
ngih pak De
|
Budi
|
:
|
yo… sing ati-ati yo
|
Siti
|
:
|
ngih pak De
|
Tak jeda lama, guru Sosiologi itupun bercakap dengan seseorang di ujung handphonenya yang di load speaker.
Budi : halo
mas, mangkatmu kapan?
Somad: yo iki, bulan bulan iki
Budi : wis
cukup kabeh opo durung?
Somad: gur kurang sanguine ngulon
Budi : yo, gampang
Somad: Alhamdulillah
Budi : limang
yuto yo, cukup?
Somad: ok siap. Mengko sore tak anter.
Budi: Tapi ojo lali, mengko aku titip kurmo nabi karo
banyu zam-zam yo. Kanggo anak-anakku ben pinter, ben sehat
Somad: pokoke siap.
Budi : ok sip.
Assalamualaikum
Somad: salam salam barokalllah
Budi : yo.
Dengan cepat Bapak Budi memasukkan hanphonennya di tas, kemudian
menyapa peserta didiknya yang kebingungan dari tindakan Bapak Budi yang baru
saja dilakukan.
Budi : Anak-anak,
baru saja bapak melakukan komunikasi dengan tiga orang yang berlatar sosial
beda. Yang pertama, saya komunikasi dengan Bapak Darto. Bapak Darto adalah
pemilik took bangunan. Kebetulan poskamling desa saya direhab. Jadi perlu
belanja bahan-bahan bangunan.
Para Siswa: oh …
Budi : yang
kedua, yang barusan saya telpon adalah keponakan saya yang di Yogyakarta,
namanya siti. Saat ini sedang kuliah di jurusan sosiologi universita sgajah
mada Yogyakarta. Kebetulan siti punya keterampilan menyusun naskah lomba desa
budaya. Sehingga Siti dimina bapak kepala desa untuk membantu menyiapkan
bahan-bahan lomba desa.
Para Siswa: oh …
Budi : selanjutnya
yang saya telpon tadi adalah Abdul Somad. Somad adalah teman saya yang menjadi calon
jamaah haji yang tahun ini akan berangkat. Karena Somad kurang dana, maka saya
harus memastikan sudah dapat apa belum dana untuk sangu hajinya.
Para Siswa: oh…
Budi : kamu
kok ah oh ah oh to…?!
Siswa bangku tengah: ho’o… lha kami bingung pak. Kan belum
pernah bapak mengajar sambil telepon-telpon begitu. Hehehe…
Siswa bangku pojok: pak, lha hubungannya dengan materi
hari ini apa pak? Massak pelajarannya nelpon-nelpon begitu. Berarti kami juga
boleh bawa hp dong pak untuk telpon-telponan?
Siswa bangku pinggir: iya pak, ngak adil ini. Diskriminasi
namanya.
Para Siswa: iya pak…
Budi : kamu
itu lho, sukanya begitu. Bapak itu berniat member tahu bahwa dalam materi
perubahan sosial itu, banyak hal yang dapat kita amati.
Para siswa: oh…
Budi : contoh
dalam hal komunikasi. Kita sekarang ini, dalam berinteraksi tidak lepas dari
alat komunikasi. Contohnya tadi saya komunikasi dengan pemilik toko bangunan,
mahasiswa sosiologi, dan calon jamaah haji. Sebelum ada handphone, tentu saya
harus berkomunikasi dengan bertemu langsung. Kontak fisik. Beda dengan
sekarang, dengan adanya alat komunikasi, pola komunikasi sudah berubah.
Para siswa: oh…
Budi: dari sinilah, kita bisa mengidentifikasi
terjadinya perubahan sosial dalam tindakan sosial anggota masyarakat, yaitu
khususnya dalam hal berkomunikasi.
Para siswa: oh…
Budi: ok, dari ilustrasi tersebut, saya akan bertanya
kepada kalian.
Para siswa: (diam semua…)
Budi :
berdasarkan ilustrasi di atas, sesuai dengan pengetahuan sosiologi yang kamu
ketahui, jelaskan bagaimana cara menganalisis perilaku masyarakat yang
dipengaruhi oleh Smartphone?
Siswa baris belakang: saya pak
Budi: iya silahkan!
Siswa keriting baris belakang: menurut saya, apa tadi
pertanyaannya!?
Para siswa: hu,,,!!!
Budi: iya, sabar-sabar. Pertanyaannya adalah berdasarkan
ilustrasi di atas, sesuai dengan pengetahuan sosiologi yang kamu ketahui,
jelaskan bagaimana cara menganalisis perilaku masyarakat yang dipengaruhi oleh Smartphone?
Siswa keriting baris belakang: iya, menurut saya, karena
saya suka teori penyimpangan sosial, maka handphone itu bisa digunakan untuk membohongi
orang pak. Contoh kemarin saya dibohongin teman saya. Katanya akan pinjami uang,
eh malah dibohongin. Padahal teman saya sudah janji lewat telpon pak.
Para siswa: hu…
Siswa keriting baris belakang: iya kan pak, benar
kanpak?
Budi: ya bapak catat dulu ya. Tanggapan yang sangat
bagus. Kamu telah berhasil mengidentifikasi penggunaan teknologi dengan
perilaku dan telah menghubungkan pengetahuan sosiologi tentang perilaku
menyimpang.
Siswa keriting baris belakang: yes…
Budi : ada
yang lain?
Siswa telatan baris depan: saya pak!
Budi : ok
silahkan
Siswa telatan baris depan: saya juga pak, saya sering telat
itu karena saya dibohongin
Para siswa: ngapusi!!!
Siswa telatan baris depan: lho iya pak
Budi :
silahkan dijelaskan
Siswa telatan baris depan: tahun lalu, saya itu
ditelpon mas saya, katanya akan dibelikan sepeda motor. Tapi nyatanya tidak
pak. Padahal mas saya sudah telpon terus. Ngakunya akan dibelikan.
Budi : terus
hubungannya dengan pertanyaan bapak?
Siswa telatan baris depan: hubungannya adalah terjadi
perubahan pak. Kan kasihan pak saya!
Siswa pojok kiri belakang : halah… biasane bonceng aku
atek. Halah…
Budi : iya
saya catat dulu. Tapi kok saya bingung ini. Ini maksudnya gimana?
Siswa juara satu: maksudnya gini pak. Perilaku masyarakat
kita itu cenderung membohongin pak. Mereka tidak lagi punya malu untuk
berbohong karena tidak ketemu langsung.
Budi: oh…
Para siswa: lho kok ikut-ikutan oh pak
Budi : iya-iya,
saya catat ya. Terus apakah masih ada yang lain untuk mencoba menjawab
bertanyaan saya, bagaimana cara menganalisis perilaku masyarakat yang
dipengaruhi oleh Smartphone dengan pengetahuan sosiologi yang kamu ketahui?
Para siswa: sudah pak.
Budi : kalau
sudah tidak ada, mari kita bahas ulasan dari teman-teman kalian tadi.
Para siswa: iya pak.
Budi : tadi jawabannya
bagus sekali. Tadi ada yang mencontohkan penggunaan teknologi komunikasi antara
siswa dengan siswa, antara siswa dengan anggota keluarganya. Yang satu,
komunikasi dilakukan untuk dijanjikan dikasih pinjaman, yang satunya komunikasi
dilakukan untuk dijanjikan dibelikan sepeda motor. Kedua tampaknya, perilaku
mereka yang dibantu dengan handphone itu berakhir buruk, yaitu kedua-duanya
mengingkari janji. Sehingga dengan demikian, perilaku manusia yang dibantu
dengan teknologi komunikasi, cenderung menyimpang. Begitu ya anak-anak kalau
saya tidak salah menangkap?
Para siswa: iya pak
Budi : ok,
memang benar, bahwa pada saat ini, perilaku manusia tidak bisa dilepaskan
dengan benda-benda materi seperti handphone. Namun perlu diingat bahwa,
handphone tidak kemudian menjadi penyebab sebuah penyimpangan sosial. Sehingga pertanyaan
saya tadi, sesuai dengan pengetahuan sosiologi yang kamu ketahui, jelaskan bagaimana
cara menganalisis perilaku masyarakat yang dipengaruhi oleh Smartphone, maka
jawabannya adalah karena adanya kepentingan kelompok yang menggunakan alat
teknologi itu sendiri.
Para siswa: oh…
Budi : seperti
halnya ilustrasi saya tersebut tadi. Saya menelpon pak Darto, saya menelpon
Siti, saya menelpon Somad, bukan berarti saya membohongi mereka. Bukan berarti
pula saya dibohongi mereka. Namun yang perlu ditekankan, penggunaan alat dalam
berinteraksi itu selalu berhubungan dengan kepentingan kelompok yang
menggunakan alat tersebut.
Para siswa: oh …
Budi : Saat ini
smartphone dan atau sepadannya telah digunakan sebagai alat dalam berinteraksi
sosial. Disinilah bukti bahwa kehidupan tidak dipengarhui oleh personal saja,
tapi juga material. Namun keberadaan teknologi (benda materiel) bukanlah tanpa
kepentingan kelompok. Keberadaan materi yang semakin beragam telah melahirkan
penilaian sosial yang baru untuk dipertaruhkan dalam arena sosial.
Para siswa: oh ….
Budi : Semakin
bernilai suatu materi teknologi, maka semakin bernilai dalam tingkatan sosial. Pada
saat inilah relasi sosial menjadi ada. Relasi sosial terbentuk sedemikai rupa. Bagi
individu yang memiliki dan menguasai materi teknologi, maka akan menjadi
superordinat. Sebaliknya, pengguna materi teknologi akan dibentuk menjadi
menjadi subordinat.
Para siswa: oh…
Budi : seperti
tadi, siapa yang menjadi superordinat? Apakah teman kamu, apakah saya, apakah
pak darto, apakah mbak siti, apakah pak somad? Untuk mengukur siapa yang
menjadi superordinat adalah mereka yang memiliki dan memegang kepentingan.
Para siswa: oh….
Budi: Dan sebaliknya, siapa yang menjadi subordinat? Yang
menjadi subordinat adalah mereka yang mencukupi sebuah kepentingan tercapai.
Para siswa: oh…
Budi: Dan disaat itulah, akan terbentuk pola relasi
sosial yaitu ketergantungan individu terhadap materi yang merupakan sarana bagi
kelompok tertentu untuk memperkuat kontrol sosial.
Para siswa: oh…
Budi : jadi
perlu saya tegaskan lagi, bahwa alat atau semacamnya selalu mempengaruhi dan menghiasi
perubahan setiap tindakan sosial kita. Namun perlu diingat, bahwa dalam konteks
sosiologi, yang perlu ditekankan bukanlah alatnya. Namun yang terpenting adalah
bagaimana setiap anggota pengguna alat itu memposisikan diri dalam meraih
kepentingannya, dan tentu pula nilai-nilai prestise yang melekat didalamnya.
Para siswa: oh…
Budi : begitu
anak-anak. Ayo semangat belajar sosiologi ya. Ayo banyak membaca. Sosiologi itu
menarik. Kita bisa mengidentifikasi suatu hal yang menarik, kemudian kita juga
bisa menganalisis suatu hal yang semakin menarik.
Para siswa: siap pak
Selanjutnya, Bapak Budi melanjutkan pembelajarannya dengan membagi para
anak didiknya dengan lember kerja siswa. Lembar kerja tersebut berisikan studi
kasus tentang perubahan tindakan manusia yang senantiasa berubah. Dan dalam
lember kerja tersebut, terdapat perintah untuk mengidentifikasi perubahan apa
saja yang berubah, kemudian dilanjutkan analisis tentang siapa saya yang
menjadi superordinat dan subordinat dalam meraih sebuah kepentingannya. (Suhadi/2018)
Subhaanallah terimakasih sangat mencerahkan
BalasHapussalam rindu
Hapus