BALADA SANG GURU TERCINTA
OPINI - Hal yang membuatku semakin sayang pada siswa-siswaku adalah mereka tetap mencintaiku meski (katanya) aku terkenal disiplin, galak&tegas. Bagaimana tidak. Siswa-siswaku tetap bergegas menyalami dan mencium tanganku setiap kali berjumpa atau berpapasan denganku. Setiap aku hendak keluar kelas karena jam pelajaran telah usai, mereka bangkit dari tempat duduk untuk menyalamiku. "Terima kasih, bunda". Mereka selalu berkata demikian sebelum aku mengakhiri pertemuan.
Untuk urusan kebersihan kelas, aku paling demen mengomel setiap melihat sampah berceceran-tanaman yg kering kerontang-baju seragam yg kurang lengkap ataupun sll menegur siswa yg tdk mengenakan serangan leher, rambut yg krg rapi ataupun yang suka ribut&bikin gaduh kelas saat pembelajaran. Kalau sudah begitu, semua siswa akan bergegas mengerjakan apa yang seharusnya mereka lakukan. Memungut sampah kertas yang tercecer di lantai, mengecek laci meja kalau-kalau ada sampah tersimpan di dalamnya, langsung mengenakan setangan leher saat pake seragam Pramuka, selalu minta maaf kalo jika berbuat salah di kelas. Selanjutnya, kelas hening dan senyap.
Aku tak perlu banyak bicara untuk membuat para siswa diam dan tenang. Aku hanya berdiri menatap mereka, dalam hitungan detik kelas senyap tanpa sepatah pun kata. Setelahnya, dengan mudah aku menyampaikan pelajaran tanpa ada kendala. Atau saya cukup tinggalkan kelas &memaksa mereka utk belajar mandiri.
Satu hal yang selalu kutekankan saat aku menerangkan pelajaran adalah siswa harus memperhatikan tanpa mengantuk dan tanpa bicara. Sesi menjelaskan di depan kelas selalu kubarengi dengan memperhatikan sikap duduk siswa satu persatu. Tatapan mata mereka mengandung banyak arti. Diamnya mereka, diam paham atau diam bingung akan terbaca melalui bola mata dan gesture wajah mereka. Itu sebabnya, saat sesi menjelaskan materi pelajaran, semua siswa akan "pasang kuda-kuda", duduk tegap dan melebarkan mata serta telinga. Mereka tahu, setiap saat aku akan mengecek pemahaman mereka.
Memberi kesempatan siswa untuk bertanya, menanyakan mereka apakah paham atau tidak, selalu kulakukan usai menerangkan materi pelajaran. Membiasakan mereka berdiskusi dalam kelompok menjadi menu pembelajaran. Akan tetapi, tidak memberi kesempatan mereka untuk saling bertanya saat ulangan atau ujian adalah peraturan yang tidak bisa ditawar-tawar. Sehingga saat PHB,PAS/UAS, PHT/UKK aku menjadi salah satu pengawas yang disegani&ditakuti lebih tepatnya oleh semua siswa krn sll disiplin dlm ngawasin mereka saat tes.
Hal lain yang acap dirindukan siswa-siswaku adalah "senyumku". Kuakui, aku tipikal guru serius yang mahal senyum-apalagi kalo kelas kurang kondusif utk belajar. Aku cenderung jutek dan perfeksionis.
Sepucuk surat kuterima dari seorang murid.
Bunda you look more beautiful when you smile, when you angry with me. Keep smile. We love U."
***
Aku yang sekarang berbeda jauh dengan aku yang dulu. Aku lebih rileks dan mudah tersenyum pada ratusan muridku. Aku memang masih terkesan galak dan jutek. Tapi itu telah jauh berkurang. Jika dahulu aku pernah mendapat piagam "Guru Tergalak", sekarang tidak.
Surat cinta kerap kuterIma dari para siswa. Mereka menyukai cara mengajarku, meski terkadang mereka "tegang" saat melihat kemunculanku. Seperti yang kubilang, aku tak perlu banyak bicara untuk membuat mereka terdiam. Pendek kata, sekali tatap mereka tiarap.
Siswa-siswaku adalah penyemangatku. Mereka laksana melati yang mengharumkan hatiku. Hari-hari bersama mereka membuat jiwaku awet muda.
"Bunda ini buah anggur dari mama
"Bunda... ini buah tangan dari Bandung
"Bunda ... ini titipan dari kacang dongkal dari umi."
Ahaaa.... Siswa-siswaku sayang padaku. Ke mana mereka bepergian jauh, mereka ingat diriku.
Satu, yang selalu membuat aku bangga
Tiap hari selalu ada SMS cinta, chattingan siswa-siswa utk bertanya tentang sesuatu hal, sekedar ber-say hello, kirim seuntai doa ataupun beri semangat utk segera selesaikan tesis
Alhamdulillah. Terima kasih Ya Allah atas segala karuniaMu. Dengan segala kelebihan kekuranganku, ciinta berlaksa siswa tak pernah surut padaku. Segala puji syukur kepadaMu, atas karunia cinta yang Kau anugerahkan padaku...
***
Penulis: Noerhidayah Suprihatini
0 Response to "BALADA SANG GURU TERCINTA"
Posting Komentar